Leasing atau sewa-guna-usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati bersama
Contoh soal
Untuk memenuhi tingginya kebutuhan transportasi dalam masa liburan, PT Lorena Transport
membutuhkan 1 unit bis tambahan. Bagian operasi telah menghitung bahwa satu unit bis baru
bernilai Rp 800.000.000,00 dapat digunakan selama 5 tahun dan pada akhir umur ekonomis terdapat
nilai sisa sebesar Rp 50.000.000,00. Biasanya perusahaan menggunakan metode garis lurus untuk
menyusutkan aktiva.
Bagian keuangan mempertimbangkan apakah akan membeli bis atau meminjam dari pihak lessor.
Jika melakukan leasing, lessor mensyaratkan tingkat bunga 12% sebagai return yang rasionable
bagi lessor. Pembayaran leasing untuk aktiva tersebut akan dilakukan selama 5 tahun. Tingkat
pajak yang ditetapkan pemerintah saat ini adalah 30%, dan jika perusahaan melakukan pinjaman
bank untuk membeli bis maka perusahaan dikenakan biaya modal untuk hutang setelah pajak (aftertax cost of debt) = 9% (biaya hutang sebelum pajak sebesar 12,857%). Sebagai mahasiswa yang
magang di perusahaan tersebut, Anda diminta untuk menghitung kemungkinan lebih menguntungkan
mana bagi perusahaan, membeli bis atau menyewa dari lessor.
Jawab:
I. MEMPERTIMBANGKAN ALTERNATIF LEASING
1.
Pembayaran lease tahunan dihitung berdasarkan Nilai Bersih Aktiva, yaitu Nilai Aktiva - PV Nilai Sisa =
50,000,000.00 [PVIF 12%; 5 th]
= 28,371,342.79
Jadi : Nilai Aktiva = Rp 800,000,000.00
PV Nilai Residu = 28,371,342.79
Nilai Aktiva Bersih = Rp 771,628,657.21
Gunakan Nilai Aktiva Bersih untuk menghitung anuitas pembayaran leasing tahunan
Nilai Aktiva Bersih = A [PVIFA 12%; 5 th]
A =nilai aktiva bersih
PVIFA 12 % ; 5 th
A = Rp 771.628.657,21
3,650
A = Rp 214,057,298.90
Jadi setiap tahun perusahaan membayar sebesar Rp 214,057,298.9 untuk leasing
2. Hitung arus kas tahunan setelah pajak untuk alternatif leasing
Tahun,
1 - 5 biaya leasing = Rp 214,057,298.90
penghematan pajak 30% = Rp 64,217,189.67
biaya leasing setelah pajak = Rp 149,840,109.23
PV, Biaya leasing, i 9% =Rp 582,825,770.40
Biaya leasing setelah pajak PV Biaya leasing*
Hitung arus kas tahunan setelah pajak untuk alternatif leasing
II.MEMPERTIMBANGKAN ALTERNATIF MEMBELI (DENGAN MEMINJAM PADA BANK)
3. Hitung besarnya angsuran pinjamann bank/th utk alternatif membeli aktiva
Nilai Aktiva = A [PVIFA 9%; 5 th]
A =
nilai aktiva bersih
PVIFA 9 % ; 5 th
A =Rp 800.000.000
PVIFA 9 % ; 5 th
A = Rp 205,673,965.60
4. hitung skedul amortisasi pinjaman bank untuk membeli aktiva
Tahun
|
Pinjaman Awal
Tahun
(1)
|
Bunga
(2) = (1) x 0.9
|
Nilai pinjaman
akhir thn
(3)= (1) + (2)
|
Angsuran /thn
(4)
|
1
|
Rp 800.000.000
|
Rp 72.000.000
|
Rp 872.000.000
|
Rp 205.673.965
|
2
|
Rp 666.326.035
|
Rp 59.969.343,15
|
Rp 726.295.378
|
Rp 205.673.965
|
3
|
Rp 520.621.413,20
|
Rp 46.855.927,19
|
Rp 567.477.340
|
Rp 205.673.965
|
4
|
Rp 361.803.375,40
|
Rp 32.562.303,79
|
Rp 394.365.679
|
Rp 205.673.965
|
5
|
Rp 118.691.714,20
|
Rp 16.982.254,28
|
Rp 205.673.965
|
Rp 205.673.965
|
Angsuran per tahun sebesar Rp 205,673,965.00 inilah yang kemudian dijumlahkan dengan biaya
bunga dan depresiasi untuk memperhitungkan arus kas keluar per tahun jika perusahaan meminjam
uang di bank guna membiayai/membeli aktiva. Berikut ini adalah perhitungan arus kas keluar tiap
tahun. Perlu diingat bahwa cash outflow yang diperoleh di Present Value kan dengan diskon faktor
sebesar after-tax cost of debt untuk tiap-tiap tahun (bukan anuitas karena besaran angka tiap tahun
tidak sama)
5. Hitung arus kas keluar tiap tahun untuk membayar pinjaman untuk alternatif membeli aktiva
Thn
|
Angsuran /th
(1)
|
Bunga
(2)
|
Depresiasi
(3)
|
Total Biaya (2+3)=4
|
Penghematan Pajak
(4*30%)
|
Cash Flow
6
(1-5)
|
1
|
Rp 205.673.965
|
72.000.000
|
150.000.000
|
222.000.000
|
66.600.000
|
139.073.965
|
2
|
Rp 205.673.965
|
59.969.343
|
150.000.000
|
206.969.343
|
62.090.802
|
143.583.162
|
3
|
Rp 205.673.965
|
45.855.927
|
150.000.000
|
196.855.927
|
59.056.778
|
146.617.186
|
4
|
Rp 205.673.965
|
32.562.203
|
150.000.000
|
182.562.303
|
54.768.691
|
150.000.000
|
5
|
Rp 205.673.965
|
16.982.254
|
150.000.000
|
166.982.254
|
50.094.676
|
155.579.288
|
PV Cash Flow
PVIF 9% * 6
|
127.590.793
|
123.099.418
|
113.215.369
|
106.905.100
|
101.115.862
|
571.926.545
|
III. MEMBANDINGKAN CASH OUTFLOW TERKECIL ANTARA LEASE & PURCHASE
Perusahaan tinggal membandingkan besarnya total arus kas keluar selama 5 tahun antara menggunakan alternatif leasing dengan hutang untuk membeli
aktiva. Sebagaimana telah dihitung di atas, arus kas keluar jika perusahaan melakukan leasing adalah Rp 582,825,770.00 sementara jika perusahaan membeli
aktiva arus kas yang keluar selama 5 tahun adalah Rp 571,926,545.30. Karena alternatif membeli aktiva lebih murah dibandingkan dengan leasing, maka Anda
perlu menyarankan agar perusahaan lebih baik mengambil alternatif membeli aktiva karena lebih efisien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar