Rabu, 21 November 2012

SEWA GUNA USAHA

Leasing atau sewa-guna-usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati bersama



Contoh soal
Untuk memenuhi tingginya kebutuhan transportasi dalam masa liburan, PT Lorena Transport 
membutuhkan 1 unit bis tambahan. Bagian operasi  telah menghitung bahwa satu unit bis baru 
bernilai Rp 800.000.000,00 dapat digunakan selama 5 tahun dan pada akhir umur ekonomis terdapat 
nilai sisa sebesar Rp 50.000.000,00. Biasanya perusahaan menggunakan metode garis lurus untuk 
menyusutkan aktiva. 
Bagian keuangan mempertimbangkan apakah akan membeli bis atau meminjam dari pihak lessor. 
Jika melakukan leasing, lessor mensyaratkan tingkat bunga 12% sebagai return yang rasionable
bagi  lessor. Pembayaran  leasing untuk aktiva tersebut akan dilakukan selama  5 tahun.  Tingkat 
pajak yang ditetapkan pemerintah saat ini adalah  30%, dan jika perusahaan melakukan pinjaman 
bank untuk membeli bis maka perusahaan dikenakan biaya modal untuk hutang setelah pajak (aftertax cost of debt) = 9% (biaya hutang sebelum pajak sebesar 12,857%). Sebagai mahasiswa yang 
magang di perusahaan tersebut, Anda diminta untuk menghitung kemungkinan lebih menguntungkan 
mana bagi perusahaan, membeli bis atau menyewa dari lessor.

Jawab:
I. MEMPERTIMBANGKAN ALTERNATIF LEASING 
1.
Pembayaran lease tahunan dihitung berdasarkan Nilai Bersih Aktiva, yaitu Nilai Aktiva - PV Nilai Sisa = 
50,000,000.00 [PVIF 12%; 5 th]
                       = 28,371,342.79
Jadi : Nilai Aktiva = Rp 800,000,000.00
PV Nilai Residu = 28,371,342.79
Nilai Aktiva Bersih = Rp 771,628,657.21
Gunakan Nilai Aktiva Bersih untuk menghitung anuitas pembayaran leasing tahunan
Nilai Aktiva Bersih = A [PVIFA 12%; 5 th]
A =nilai aktiva bersih
       PVIFA 12 % ; 5 th
A = Rp 771.628.657,21
             3,650
A = Rp 214,057,298.90
Jadi setiap tahun perusahaan membayar sebesar Rp 214,057,298.9 untuk leasing


2. Hitung arus kas tahunan setelah pajak untuk alternatif leasing
Tahun, 
1 - 5 biaya leasing     = Rp 214,057,298.90

penghematan pajak 30%      = Rp 64,217,189.67

biaya leasing setelah pajak = Rp 149,840,109.23 

PV, Biaya leasing, i 9%           =Rp 582,825,770.40
Biaya leasing setelah pajak PV Biaya leasing*
Hitung arus kas tahunan setelah pajak untuk alternatif leasing

II.MEMPERTIMBANGKAN ALTERNATIF MEMBELI (DENGAN MEMINJAM PADA BANK) 
3. Hitung besarnya angsuran pinjamann bank/th utk alternatif membeli aktiva
Nilai Aktiva = A [PVIFA 9%; 5 th]
A =

nilai aktiva bersih

       PVIFA 9 % ; 5 th

A =Rp 800.000.000
       
PVIFA 9 % ; 5 th
A = Rp 205,673,965.60

4. hitung skedul amortisasi pinjaman bank untuk membeli aktiva
Tahun
Pinjaman Awal Tahun
(1)
Bunga
(2) = (1) x 0.9
Nilai pinjaman akhir thn
(3)= (1) + (2)
Angsuran /thn
(4)
1
Rp  800.000.000
Rp  72.000.000
Rp  872.000.000
Rp  205.673.965
2
Rp  666.326.035
Rp  59.969.343,15
Rp  726.295.378
Rp  205.673.965
3
Rp  520.621.413,20
Rp  46.855.927,19
Rp  567.477.340
Rp  205.673.965
4
Rp  361.803.375,40
Rp  32.562.303,79
Rp  394.365.679
Rp  205.673.965
5
Rp  118.691.714,20
Rp  16.982.254,28
Rp  205.673.965
Rp  205.673.965


Angsuran per tahun sebesar Rp  205,673,965.00 inilah yang kemudian dijumlahkan dengan biaya 

bunga dan depresiasi untuk memperhitungkan arus kas keluar per tahun jika perusahaan meminjam 
uang di bank guna membiayai/membeli aktiva. Berikut ini adalah perhitungan  arus kas keluar tiap 

tahun. Perlu diingat bahwa cash outflow yang diperoleh di Present Value kan dengan diskon faktor 
sebesar after-tax cost of debt untuk tiap-tiap tahun (bukan anuitas karena besaran angka tiap tahun 
tidak sama)





5. Hitung arus kas keluar tiap tahun untuk membayar pinjaman untuk alternatif membeli aktiva



Thn
Angsuran /th
(1)
Bunga
(2)
Depresiasi
(3)
Total Biaya (2+3)=4
Penghematan Pajak (4*30%)
Cash Flow
6
(1-5)
1
Rp  205.673.965
 72.000.000
150.000.000
222.000.000
66.600.000
139.073.965
2
Rp  205.673.965
59.969.343
150.000.000
206.969.343
62.090.802
143.583.162
3
Rp  205.673.965
45.855.927
150.000.000
196.855.927
59.056.778
146.617.186
4
Rp  205.673.965
32.562.203
150.000.000
182.562.303
54.768.691
150.000.000
5
Rp  205.673.965
16.982.254
150.000.000
166.982.254
50.094.676
155.579.288

PV Cash Flow
PVIF 9% * 6
127.590.793
123.099.418
113.215.369
106.905.100
101.115.862
571.926.545

III. MEMBANDINGKAN CASH OUTFLOW TERKECIL ANTARA LEASE & PURCHASE 
Perusahaan tinggal membandingkan besarnya total arus kas keluar selama 5 tahun antara menggunakan alternatif leasing dengan hutang untuk membeli 
aktiva. Sebagaimana telah dihitung di atas, arus kas keluar jika perusahaan melakukan leasing adalah Rp 582,825,770.00 sementara jika perusahaan membeli 
aktiva arus kas yang keluar selama 5 tahun adalah Rp 571,926,545.30. Karena alternatif membeli aktiva lebih murah dibandingkan dengan leasing, maka Anda 

perlu menyarankan agar perusahaan lebih baik mengambil alternatif membeli aktiva karena lebih efisien.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar